Photobucket

Kamis, Januari 14, 2010

Perkebunan Provinsi Jambi

Sektor Perkebunan

Porensi perkebunan meliputi kelapa sawit dan karet, yang banyak terdapat di wilayah Jambi bagian timur. Produk hasil perkebunan utama tahun 1997 antara lain karet 227.257 ton, kelapa 116.401 ton, kelapa sawit (CPO) 170.953 ton, kayu manis 19.319 ton, teh 761 ton, dan pinang 301 ton. Masih terdapat sejumlah komoditas perkebunan lainnya meski hasilnya sedikit, seperti cengkih, coklat, kemiri, dan sebagainya.

Seperti halnya daerah Sumatra lainnya, Propinsi Jambi memiliki potensi yang cukup besar di sektor pertanian dan perkebunan. Andaikata kedua sektor ini dapat terus dikembangkan, tidak tertutup kemungkinan akan meningkatkan pendapatan asli daerah Jambi yang relatif masih rendah, yakni sekitar Rp 137 milyar pada tahun anggaran 1997/1998. Penerimaan sebanyak itu masih dirasakan sangat rendah untuk dapat meningkatkan kesejahteraan penduduk Jambi yang kini mencapai sekitar 2,5 juta jiwa itu.Rujukan

Duku(Lansium Domesticum)
Kabupaten Muaro Jambi
Lokasi : Kec.Kumpeh Ulu dan Ilir
Jarak dari Jambi : + 15 Km
Fasilitas : Sarana Jalan Listrik, ada Asosiasi Petani Duku
Kondisi Tanah : Dataran Rendah + 20 M Dpl
Kondisi Kebun : Konsent beberapa kawasan
Kategori Sentra : Sentra Tradisional
Perbaikan Budidaya : Dibina Oleh Diperta
Areal Produktif : + 500 Ha
Populasi Tanaman : + 55.000 Pohon
Potensi Pengembangan : + 2.000 Ha
Produksi Rata-Rata : 30 ton/Ha/Tahun
Waktu/Musim Panen : Des – Maret
Umur Tanaman : > 20 Tahun
Pemilik : Petani (Kelompok Tani)
Varietas : Kumpeh Jambi (SK Mentan)
Pemasaran Segar : Dalam Propinsi, Antar Propinsi
Permasalahan Utama : Belum ada Teknologi Pasca Panen untuk pertahanan Kesegaran.


LokasiLuas SentraProduksiBudidayaPemasaranPermasalahan Pengembangan
Kab. Muaro Jambi(sentra utama)

Seluruh Kabupaten di Provinsi Jambi
1000 ha

Total 4.728 ha
Total 8.900 tonTradisional belum menerapkan prosedur Agriculture Practices(GAP)Lokal dan Regional dilakukan oleh pedagang secara langsung dikoordinir melalui asosiasi (kumpeh")Sistem budidaya tradisional belum intensif

Penanganan panen dan pasca panen seadanya

Belum tersedia teknologi pengemasan untuk memperpanjang daya simpan

Munculnya serangan penyakit pada sentra duku diterusan Kab. Batang Hari


Manggis (Garcinia Magosta. L)
Kabupaten Kerinci

Kabupaten Kerinci

Lokasi : Kec.Keliling Danau, Kerinci
Jarak dari Jambi : + 450 Km
Fasilitas : Sarana Jalan Listrik
Kondisi Tanah : Dataran Tinggi
Kondisi Kebun : Konsent beberapa kawasan
Kategori Sentra : Sentra Tradisional
Perbaikan Budidaya : Dibina Oleh Diperta
Areal Produktif : + 100 Ha
Populasi Tanaman : + 15.000 Pohon
Potensi Pengembangan : + 500 Ha
Produksi Rata-Rata : 16 Ton/Ha/Tahun
Musim Panen : Des – Maret
Umur Tanaman : > 20 Tahun
Pemilik : Petani (Kelompok Tani)
Varietas : Lokal
Pemasaran Segar : Dalam dan antar Provinsi, Exsport ke Jepang , Taiwan
Permasalahan Utama : Belum ada lembaga Eksport
Waktu Panen : Desember - Maret


Kabupaten Merangin
Lokasi Kec. Sei Manau, Merangin
Jarak dari Jambi + 250 Km
Fasilitas : Sarana Jalan Listrik
Kondisi Tanah Dataran Tengah + 400 M Dpl
Kondisi Kebun : Konsent beberapa kawasan
Kategori Sentra : Sentra Tradisional
Areal Produktif + 100 Ha
Populasi Tanaman + 15.000 Pohon
Potensi Pengembangan + 500 Ha
Produksi Rata-Rata 16 Ton/Ha/Tahun
Umur Tanaman + 20 Tahun
Pemilik Petani (Kelompok Tani)
Varietas Lokal
Pemasaran Segar : Exsport ke Jepang , Taiwan via Sumbar/Jakarta
Permasalahan Utama : Belum ada lembaga Eksport


Kelapa
Produksi Tahun 2004 : 119.243 Ton
Luas Penanaman Tahun 2003 : 128.875 Ha
Produk yang dihasislkan masih berupa kelapa butir,Gula kelapa, dan Kopra sebagai bahan baku minyak kelapa yangn diantarpulaukan ke Lampung , Riau dan Sumatera Selatan

Peluang Usaha yang memunhgkinkan untuk dikembangkan antara Lain:
a. Pembangunan Industri Kelapa Terpadu yang menghasilkan :
- Minyak Kelapa/Santan Kelapa
- Serat Sabut
- Arang tempurung
- Nata de Coco

b. Pembutan Virgin Coconut Oil (VICO) Yang Produknya banyak digunakan sebagai Pengoatan Alternative dan sudah mulai dieksport ke Malaysia
Industri Pengolahan :
Sebagai perkebunan Rakyat hingga saat ini industri Pengolahan yang ada baru berupa pengeringan kelapa untuk dijadikan Kopra yang tersebar luas pada areal perkebunan yang oleh petani setempat disebut Langkau. Kapasitas Olah (Pengeringan) Kopra tersebut berkisar antara 2.000-5.000 butir yang menghasilkan antara 400-1.500 kg kopra kering.

Kailan
  1. Baru di introduksi beberapa lokasi di kota Jambi
  2. Introduksi dengan sistem Organik Farming
  3. Produk kailan hasil dari JITC layak dipasarkan ( Uji Lab AVA Singapura)
  4. Rencana Pengembangan tergantung permintaaan pasar


Kulit Manis
Produksi Tahun 2003 : 33.491 ton
Luas Penanaman Tahun 2003 : 61.130 ha
Luas Penanaman Sampai saaat ini Sebesaar 59.845 Ha, Yang Berlokasi Di:
- Kabupaten Kerinci 50.728Ha
- Kabupaten Merangin 8.237 Ha

Peluang Pengembangan :
1. Luas Penanaman terbesar di Dunia
2. Kualitas termasuk yang terbaik di dunia

Permasalahan Pengembangan :
1. Teknologi pasca panen
2. Distribusi pemasaran

Nanas
LokasiLuas SentraProduksiBudidayaPemasaranPermasalahan Pengembangan
Desa Tangkit, Kab. Muaro Jambi(sentra utama)800 ha35.500 tonTradisionalLokal dan raegional dan dilakukan oleh pedagang lokal maupun antar provinsi
  1. Budidaya masih belum intensif
  2. Manajemen pemasaran bellum terkoordinasi dengan baik
  3. Fluktuasi harga produk segar cukkup tajam
  4. Adanya konversi secara perlahan dengan komoditas kelapa sawit
  5. Pemasaran produk olahan masih terbatas

Rujukan


==================================================================

Tidak ada komentar:

Posting Komentar