Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam
Aceh atau secara resmi, Nanggroe Aceh Darussalam adalah sebuah Daerah Istimewa yang terletak di Pulau Sumatera. Aceh terletak di barat laut Sumatera dengan kawasan seluas 57,365.57 km per segi atau merangkumi 12.26% pulau Sumatera. Aceh memiliki 119 buah pulau, 73 buah sungai yang besar dan 2 buah danau. Aceh dikelilingi Selat Melaka di sebelah utara, Provinsi Sumatera Utara di timur dan Lautan Hindi di selatan dan barat. Ibukota Aceh adalah Banda Aceh yang dulunya dikenali sebagai 'Kutaradja'.Sejarah
Babad Cina seawal 6 AD telah menyatakan kewujudan sebuah kerajaan di bahagian hujung utara pulau Sumatra yang mereka kenali sebagai Po-Li. Naskhah Arab dan India kurun ke-9 juga telah mengatakan perkara yang sama. Berbanding dengan kawasan-kawasan Indonesia yang lain, Aceh merupakan daerah pertama yang mempunyai hubungan langsung dengan dunia luar.
Aceh memiliki sebuah sejarah yang lama. Aceh memainkan peranan penting dalam tranformasi yang dijalani rantau ini sejak penubuhannya.
Marco Polo, pada 1292, sewaktu dalam pelayaran ke Parsi dari China telah bersinggah ke Sumatra. Beliau melaporkan terdapat enam pelabuhan yang sibuk di bahagian utara pulau tersebut. Mereka termasuk perlabuhan Perlak, Samudera dan Lambri. Kerajaan Islam yang pertama kali ditubuhkan di Aceh adalah Kerajaan Perlak pada tahun 804, lebih 100 tahun setelah Islam tiba di Nusantara. Penawanan pelabuhan di Melaka oleh Portugis pada 1511 telah menyebabkan ramai pedagang Arab dan India memindahkan perdagangan mereka ke Aceh. Ketibaan mereka membawa kekayaan dan kemakmuran kepada Aceh, dan menandakan bermulanya dominasi Aceh dalam perdagangan dan politik di utara Sumatra khususnya dan Nusantara amnya. Keadaan ini berkekalan sehinggalah ia mencapai puncaknya antara 1610 dan 1640.
Kemunduran Aceh bermula sejak kemangkatan Sultan Iskandar Thani pada 1641 disebabkan dominasi perdagangan oleh Inggeris dan Belanda. Ini juga menyebabkan mereka untuk berlumba menguasai seberapa banyak kawasan di Nusantara untuk kegiatan perdagangan mereka. Perjanjian London yang ditandatangani pada 1824 telah memberi kuasa kepada Belanda untuk menguasai segala kawasan British di Sumatra sementara Belanda akan menyerahkan segala kuasa perdagangan mereka di India dan juga berjanji tidak akan menandingi British untuk menguasai Singapura.
Belanda telah mendapati lebih sukar untuk menawan Aceh daripada apa yang mereka jangkakan. Perang Aceh, yang berlansung dari 1873 ke 1942 (tetapi tidak berlanjut-lanjut); merupakan sebuah peperangan paling lama dihadapi oleh Belanda dan meragut lebih 10,000 orang tentera mereka.
Pasca-pencabutan Daerah Operasi Militer (DOM); atau sering dikenal dengan Operasi Jaring Merah, pada 7 Agustus 1998 yang sudah berlangsung selama 10 Tahun sejak 1989, tuntutan kemerdekaan Aceh yang disuarakan oleh Gerakan Aceh Merdeka (GAM) kian bergema. Selain itu, muncul tuntutan referendum sebagai akumulasi kekecewaan rakyat Aceh pada pemerintah Jakarta. Tuntutan itu dimobilisir oleh pada intelektual Aceh yang terhimpun dalam Sentral Informasi Referendum Aceh (SIRA). SIRA yang didirikan di Banda Aceh pada 4 Februari 1999 berhasil mengakomodasi keinginan rakyat Aceh untuk menentukan nasib sendiri. Misalnya tercermin dalam aksi kolosal yang dibuat oleh SIRA pada 8 November 1999 yang dihadiri oleh 2 Juta rakyat Aceh dari berbagai kabupaten. SIRA yang dipimpin oleh Muhammad Nazar berhasil memobilisir perjuangan rakyat Aceh, untuk mendapatkan hak-haknya sebagai sebagai sebuah bangsa.
Keinginan rakyat Aceh untuk menentukan nasib sendiri semakin bergema dengan kelahiran berbagai organisasi perlawanan rakyat di Aceh, seperti KARMA, Farmidia, SMUR, FPDRA, SPURA, PERAK, dan HANTAM, yang lahir dengan mengusung berbagai macam isu. HANTAM misalnya, dengan mengusung isu Antimiliterisme berhasil membuat sebuah aksi yang spektakuler pada tahun 2002, dengan aksi yang paling fenomenal, karena dalam aksinya mereka menuntut Cease-fire antara RI dan GAM. Selain itu HANTAM dalam aksinya mengusung empat bendera, seperti bendera GAM, RI, Referendum dan Bendera PBB. Aksi yang berlangsung pada 6 Mei 2002 itu berakhir dengan penangkapan semua peserta aksi HANTAM seperti Taufik Al Mubarak, Muhammmad MTA, Asmara, Askalani, Imam, Habibir, Ihsan, dan beberapa orang lagi. Aksi itu memberikan makna khusus bahwa intervensi PBB untuk memediasi konflik Aceh tak dapat ditolak.
Agama
Mayoritas penduduk di provinsi NAD memeluk agama Islam. Selain itu provinsi NAD memiliki keistimemawaan dibandingkan dengan provinsi yang lain, kerana di provinsi ini Syariat Islam diberlakukan kepada sebahagian besar warganya yang menganut agama Islam.
Geografi
Ibukota dan bandar terbesar di Aceh ialah Banda Aceh. Bandar besar lain ialah seperti Sabang, Lhokseumawe, dan Langsa.
Aceh merupakan kawasan yang paling teruk dilanda gempa bumi 26 Disember 2004. Beberapa tempat di persisiran pantai dilaporkan musnah sama sekali. Malah Banda Aceh turut hampir musnah dilanda tsunami. Aceh mempunyai khazanah sumber bumi seperti minyak dan gas asli..
Demografi
Penduduk Aceh merupakan keturunan berbagai suku kaum dan bangsa. Bentuk fizikal mereka menunjukkan ciri-ciri orang Nusantara, Cina, Eropah dan India. Leluhur orang Aceh dikatakan telah datang dari Semenanjung Malaysia, Cham, Cochin China dan Kemboja. Kumpulan-kumpulan etnik yang terdapat di Aceh adalah orang Aceh yang terdapat di merata Aceh, orang Gayo di Aceh Tengah, sebahagian Aceh Timur, Bener Meriah dan Gayo Lues, orang Alas di Aceh Tenggara, orang Tamiang di Aceh Tamiang, Aneuk Jamee di Aceh Selatan dan Aceh Barat Daya, orang Kluet di Aceh Selatan dan orang Simeulue di Pulau Simeulue. Aceh juga mempunyai bilangan keturunan Arab yang tinggi. Sebuah suku bangsa berketurunan Eropah juga terdapat di Kecamatan Jaya, Aceh Jaya. Mereka beragama Islam dan dipercayai adalah dari keturunan askar-askar Portugis yang telah memeluk agama Islam. Pada amnya, mereka mengamalkan budaya Aceh dan hanya boleh bertutur dalam bahasa Aceh dan bahasa Indonesia.
Daerah Tingkat II
Kabupaten Aceh Barat
Kabupaten Aceh Barat Daya
Kabupaten Aceh Besar
Kabupaten Aceh Jaya
Kabupaten Aceh Selatan
Kabupaten Aceh Singkil
Kabupaten Aceh Tamiang
Kabupaten Aceh Tengah
Kabupaten Aceh Tenggara
Kabupaten Aceh Timur
Kabupaten Aceh Utara
Kabupaten Bener Meriah
Kabupaten Bireuen
Kabupaten Gayo Lues
Kabupaten Nagan Raya
Kabupaten Pidie
Kota Banda Aceh
Kota Langsa
Kota Lhokseumawe
Kota Sabang
Kabupaten Simeulue
Terakhir diperbaharui ( 19-Desember-2005 10:10:28 )
Sumber :www.nad.go.id/index.php?option=isi&task=view&id=3&Itemid=30.Rujukan
Sistem Pemerintahan Aceh
Sistem pemerintahan yang berlaku di Aceh saat ini ada 2, yaitu Sistem Pemerintahan Lokal Aceh dan Sistem Pemerintahan Indonesia. Berdasarkan penjenjangan, perbedaan yang tampak adalah adanya Pemerintahan Mukim di antara kecamatan dan gampong.
Sejak tahun 1999, Aceh telah mengalami beberapa pemekaran wilayah hingga sekarang mencapai 5 pemerintahan kota dan 18 kabupaten sebagai berikut:
No | Kabupaten/kota | Kota | Kecamatan | Desa/sama |
1 | Kab. Aceh Barat | Meulaboh | 12 | 321 |
2 | Kab. Aceh Barat Daya | Blang Pidie | 9 | 132 |
3 | Kab. Aceh Besar | Kota Jantho | 23 | 592 |
4 | Kab. Aceh Jaya | Calang | 6 | 172 |
5 | Kab. Aceh Selatan | Tapak Tuan | 16 | 369 |
6 | Kab. Aceh Singkil | Singkil | 10 | 127 |
7 | Kab. Aceh Tamiang | Karang Baru | 12 | 128 |
8 | Kab. Aceh Tengah | Takengon | 14 | 268 |
9 | Kab. Aceh Tenggara | Kutacane | 11 | 164 |
10 | Kab. Aceh Timur | Idi Rayeuk | 21 | 580 |
11 | Kab. Aceh Utara | Lhoksukon | 27 | 1160 |
12 | Kab. Bener Meriah | Simp.Tiga Redelong | 7 | 232 |
13 | Kab. Bireuen | Bireuen | 17 | 514 |
14 | Kab. Gayo Lues | Blang Kejeren | 11 | 97 |
15 | Kab. Nagan Raya | Suka Makmue | 5 | 213 |
16 | Kab. Pidie | Sigli | 22 | 946 |
17 | Kab. Pidie Jaya | Meureudu | 8 | 215 |
18 | Kab. Simeulue | Sinabang | 8 | 135 |
19 | Kota Banda Aceh | - | 9 | 80 |
20 | Kota Langsa | - | 5 | 52 |
21 | Kota Lhokseumawe | - | 4 | 67 |
22 | Kota Sabang | - | 2 | 18 |
23 | Kota Subulussalam | - | 5 | 74 |
- | Jumlah | - | 264 | 6656 |
Pahlawan
Bangsa Aceh merupakan bangsa yang gigih dalam mempertahankan kemerdekaannya. Kegigihan perang bangsa Aceh, dapat dilihat dan dibuktikan oleh sejumlah pahlawan (baik pria maupun wanita), serta bukti-bukti lainnya (empat jenderal Belanda tewas dalam perang Aceh, serta kuburan Kerkhoff yang pernah mencatat rekor sebagai kuburan Belanda terluas di luar Negeri Belanda).
Pahlawan Wanita
- Cut Nyak Dhien
- Cut Nyak Meutia
- Laksamana Malahayati
- Pocut Baren
- Teungku Fakinah
Pahlawan Pria
- Sultan Iskandar Muda
- Teungku Chik Di Tiro
- Teuku Umar
- Panglima Polem
- Teuku Nyak Arif
Daftar Gubernur Aceh
No | N a m a | T a h u n | Keterangan |
1 | Teuku Nyak Arif | 1945 s/d 1946 | - |
2 | Teuku Daud Syah | 1947 s/d 1948 | - |
3 | Tgk Daud Beureu'eh | 1948 s/d 1951 | - |
4 | Danu Broto | 1951 s/d 1952 | - |
5 | Teuku Sulaiman Daud | 1952 s/d 1953 | - |
6 | Abdul Wahab | 1953 s/d 1955 | - |
7 | Abdul Razak | 1955 s/d 1956 | - |
8 | Prof.Dr.Ali Hasyimi | 1957 s/d 1964 | - |
9 | Nyak Adam Kamil | 1964 s/d 1966 | - |
10 | H.Asbi Wahidi | 1966 s/d 1967 | - |
11 | Abdullah Muzakir Walad | 1967 s/d 1978 | - |
12 | Abdul Madjid Ibrahim | 1978 s/d 1981 | - |
13 | H.Eddy Sabara | 1981 s/d - | - |
14 | Hadi Thayeb | 1981 s/d 1986 | - |
15 | Prof.Dr.Ibrahim Hasan | 1986 s/d 1993 | - |
16 | Prof.Dr.Syamsudin Mahmud | 1993 s/d 21 juni 2000 | - |
17 | Ramli Ridwan | 21 juni 2000 s/d Nop 2000 | - |
18 | Abdullah Puteh | Nop 2000 s/d 19 Juli 2004 | Di berhentikan sementara sejak 26 Des 2004 |
19 | Azwar Abubakar | 19 Juli 2004 s/d 30 Des 2005 | Menggantikan Abdullah Puteh yg dipenjara karena kasus korupsi |
20 | Mustafa Abubakar | 30 Des 2005 s/d 8 Feb 2007 | - |
21 | Irwandi Yusuf | 8 Feb 2007 s/d Sekarang | - |
Rujukan
Potensi Nanggroe Aceh Darussalam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar