Photobucket

Selasa, November 17, 2009

Potensi Wisata Sipiso-piso

Sipiso-piso


Sipiso-piso terletak lebih kurang 24 km ke utara Kabanjahe menuju ke arah Danau Toba, merupakan air terjun yang terkenal dengan ketinggian lebih kurang 360 kaki sebelum mengalir ke Danau Toba. Daerah ini memiliki pemandangan yang indah seperti daerah Tao Silalahi yang berada di dekatnya dan terletak di bagian utara Danau Toba.

Air Terjun Sipiso-piso merupakan sebuah kawasan wisata alam yang terletak tidak jauh dari pemukiman masyarakat Desa Tongging, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatra Utara. Dapat dibilang, mengunjungi desa ini tidak berbeda dengan berwisata ke Air Terjun Sipiso-piso. Secara geografis, Desa Tongging berada di dataran lebih rendah, sementara Air Terjun Sipiso-piso terletak di perbukitan yang lebih tinggi dari Desa Tongging. Air terjun ini berada di ketinggian lebih kurang 800 meter dari permukaan laut (dpl) dan dikelilingi oleh bukit yang hijau karena ditumbuhi hutan pinus.

Nama air terjun yang dikelola oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Karo ini memiliki makna yang khas. Sebagaimana disebut dalam berita harian Suara Indonesia Baru, bahwa Sipiso-piso berasal dari piso yang artinya pisau. Derasnya air-air yang berjatuhan dari bukit berketinggian di atas seratus meter ini diperumpamakan layaknya berbilah-bilah pisau yang tajam. Selain itu, jurang yang curam jika dilihat dari puncak bukit membuat orang setempat menyebutnya piso dari Tanah Karo (http://www.hariansib.com).

Sebagai kabupaten yang berkembang, sektor pariwisata di Tanah Karo menjadi salah satu potensi unggulan yang diharapkan mampu mendongkrak Pendapatan Asli Daerah (PAD), di samping sektor pertanian dan industri tentunya. Di sektor ini, Kabupaten Karo memiliki objek wisata yang menarik, misalnya gunung berapi, sumber air panas, kawasan pegunungan, danau, air terjun, rumah tradisional, kebudayaan masyarakat lokal, dan lain sebagainya (www.hariansib.com).

Dalam perkembangannya, objek-objek wisata di Tanah Karo mulai dikembangkan dan dipromosikan ke luar daerah, termasuk Air terjun Sipiso-piso sendiri. Meskipun seolah terjadi persaingan di antara objek-objek wisata itu, hal ini tetap menjadi nilai positif karena masing-masing objek menjadi terpacu untuk berkembang dan mampu menarik wisatawan sebanyak mungkin. Sebagai contoh, di Desa Tongging belum lama ini telah didirikan Taman Wisata Iman (TWI). Meskipun demikian, TWI yang konon lebih banyak menyerap perhatian wisatawan untuk datang, pesona Sipiso-piso tetap saja tidak akan tergantikan. Bagaimana tidak, air terjun ini tidak lain merupakan salah satu air terjun tertinggi di antara banyak air terjun di Indonesia, seperti Air Terjun Tinoor di Kota Tomohon, Provinsi Sulawesi Utara atau Grojogan Sewu, di Provinsi Jawa Tengah.

Dari kesemuanya itu, Sipiso-piso tetap istimewa. Hanya terpisah jarak sejauh 35 km dari kota wisata terkenal di Indonesia, Kota Berastagi, Kabupaten Karo, dan hanya memerlukan sekitar 45 menit dari Kota Medan, Ibukota Provinsi Sumatra Utara, Air Terjun Sipiso-piso terbukti mampu mengangkat reputasi Kabupaten Karo sebagai salah satu daerah tujuan pelancong domestik maupun mancanegara. Tonggo Simanungsong, seorang pecinta wisata, mengatakan bahwa wisatawan mancanegara yang banyak mengunjungi Air Terjun Sipiso-piso berasal dari Malaysia, Singapura, Prancis, dan Belanda (http://tonggo.wordpress.com/). Bagi wisatawan lokal, panorama di Tongging ini sudah sangat dikenal, malahan ada yang mengatakan kabar ini telah sampai ke santero dunia karena keindahan alamnya yang menakjubkan.

Dahsyat!!! Begitulah perasaan Anda ketika pertama kali menginjakkan kaki di Desa Tongging, desa di mana Air Terjun Sipiso-piso berada. Dengan mengunjungi Desa Tongging, Anda akan menikmati pemandangan yang indah seperti kawasan wisata di Desa Tao Silalahi yang berada di dekatnya. Sebelum menikmati air terjun dari dekat, Anda akan disuguhi pemandangan indah Tanah Karo dari gardu pandang yang ada di puncak bukit, titik pangkal aliran air terjun Sipiso-piso. Dari puncak bukit yang mengitari Air Terjun Sipiso-piso ini pula Anda dapat menyaksikan keindahan lansekap Danau Toba, sebuah danau vulkanik terbesar di dunia.

Setelah itu, untuk menjelajahi keelokan alam Sipiso-piso dari dekat, Anda harus menyusuri punggung bukit melalui ratusan anak tangga kecil yang telah disediakan untuk turun dan mendekati air terjun tersebut. Jajaran anak tangga yang telah dipersiapkan itu merupakan jalan utama yang aman. Rujukan

Sesampainya di bawah, Anda dapat memandang ke arah bukit-bukit kecil yang ada di hadapan Anda. Ketakjuban Anda akan tingginya bukit-bukit tersebut akan dibarengi dengan suara gemuruh percikan ribuan butiran air yang memantul dari titik jatuhnya air. Karena air terjun ini memiliki ketinggian 120 meter atau sekitar 360 kaki sebelum mengalir ke Danau Toba, maka banyak orang yang pernah berkunjung ke tempat ini mengatakan besaran butiran percikan air jatuh di Sipiso-piso lebih besar dari Air terjun Sigura-gura—sebuah daerah wisata alam terkenal di Sumatra Utara.

Air terjun Sipiso-piso terletak di Kecamatan Merek, Kabupaten Karo, Sumatra Utara, Indonesia. Kecamatan ini berada sekitar 24 km dari Kota Kabanjahe, ibukota Kabupaten Karo.

Bila Anda berada di Kota Medan, ibukota Provinsi Sumatra Utara, maka Anda harus menempuh perjalanan sekitar 2 jam dengan bus atau mobil menuju Kabanjahe, ibukota Kabupaten Karo. Kabanjahe terletak di selatan kawasan wisata dataran tinggi yang terkenal, yakni Berastagi. Setiap 45 menit bus trayek Kabanjahe diberangkatkan dari terminal pusat kota Medan. Tarif bus sangat tergantung dengan jenis bus yang Anda pilih, tentu bus ekonomi yang paling murah. Sesampainya di Kabanjahe, Anda masih harus menempuh jarak 24 km ke arah Utara, jalur menuju Danau Toba. Dengan kualitas jalan beraspal, Anda dapat sampai di Desa Tongging untuk berwisata di Air Terjun Sipiso-piso dalam 30 menit menggunakan mobil atau bus.

Penginapan tentu menjadi hal yang penting bagi wisatawan. Ketika berwisata di Air Terjun Sipiso-piso dan berkeinginan untuk bermalam, maka Anda dapat menemukan penginapan di Desa Tongging atau di Kota Kabanjahe, ibukota Kabupaten Karo. Selain itu, bila Anda ingin mencari kenang-kenangan atau suvenir untuk keluarga di rumah, maka datangi saja berbagai penjaja suvenir khas Tanah Karo di kawasan wisata ini. Rujukan

Lelah Tapi Nikmat Tapaki Sipiso-piso
Potensi pariwisata Sumatra Utara memang sudah tidak diragukan lagi, karena berbagai objek wisata yang indah dan menarik tersaji sepanjang mata memandang. Jika sebelum terjadi krisis moneter melanda dunia, termasuk Indonesia, objek wisata Danau Toba dan air terjun Sipiso-piso merupakan andalan.

Turis lokal, domestik dan turis asing selalu ramai mendatangi objek wisata andalan ini. Decak kagum dan puas tercermin di wajah para pelancong yang mendatangi Danau Toba dan air terjun Sipiso-piso.
Air terjun Sipiso-piso terletak tak jauh dari Desa Tongging. Masih dalam kecamatan yang sama. Jika Tongging berada di dataran rendah Karo, maka sebaliknya Sipiso-piso berada tepat di atasnya. Dengan demikian, menjelajahi Tongging berarti juga menjelajahi Sipiso-piso. Keduanya tak dapat dipisahkan meski keduanya memilki nilai tersendiri.

Wilayah Sipiso-piso merupakan daerah dataran tinggi yang asri. Air terjun Sipiso-piso dan Gunung Sipiso-piso menjadi hal yang berpengaruh dalam topografinya. Curam. Angin dari gunung dan danau menyatu behembus sepanjang hari menyertai setiap orang yang tinggal di dalamnya.

Setidaknya itulah yang terekam ketika menjelajahi objek wisata yang berlokasi sekitar 35 kilometer dari Kota Brastagi, Kabupaten Karo ini. Hanya saja ucapan orang, “lain dulu, lain sekarang”, mungkin benar adanya. Pasalnya, Sipiso-piso kini lebing sering lengang. Pengunjung yang datang tak seperti dulu lagi. Masalahnya adalah Sipiso-piso sepertinya sedang melewati masa paceklik wisatawan.

“Memang benar, sekarang sepi sekali, beda dengan waktu dulu” ujar Boru Sidauruk, salah seorang pedagang souvenir di sekitar lokasi wisata. Menurut Sidauruk, sejak munculnya Taman Wisata Iman (TWI) Dairi, jumlah kunjungan wisatawan menuju Sipiso-piso perlahan-lahan berkurang.

Fadil, yang datang bersama istri dan dua orang anaknya pun mengakui hal itu. Berdirinya TWI cukup mempengaruhi geliat Sipiso-piso. Kalau dulu Sipiso-piso merupakan alternatif kunjungan wisata di wilayah Karo. Tapi sejak adanya TWI yang menawarkan nuansa religius, perlahan-lahan orang mulai meninggakan Sipiso-piso dan beralih ke TWI yang jaraknya tak begitu jauh.

“Sekarang, Sipiso-piso barangkali akan dikunjungi wisatawan hanya untuk sekadar melepas penat sementara saja, karena orang sudah merasa bosan dengan suasana yang begitu-begitu saja,” ujarnya.

Hal ini tentu berimbas besar pada keberadaan para pedagang souvenir. Sidauruk mengakui omzet penjualannya semakin menurun. Ketika kami menemuinya, waktu itu hari sudah siang, hanya satu pengunjung yang membeli dagangannya. Lain pula dengan Boru Saragih, ia bahkan belum “buka dasar” alias belum seorang pun yang membeli dagangannya.

Siang itu hanya beberapa pengunjung yang datang ke sana. Sorenya tak jauh beda, serombongan wisatawan yang diangkut sebuah biro perjalanan wisata tiba. Wisatawan itu berasal dari Malaysia dan sebagian adalah wisatawan lokal.

Goval salah satu di antaranya, yang datang bersama istrinya mengakui, Sipiso-piso tak kalah menakjubkan. “Ternyata Danau Toba bukan hanya dapat dinikmati dari Parapat atau Samosir saja,“katanya. Suasananya tenang dan pemandangannya menawan. Hanya saja, ia tak berkomentar ketika ditanyai soal sampah-sampah yang masih bertebaran di sekitar lokasi wisata.

Menurut Sidauruk sendiri sudah saatnya menata ulang kembali Sipiso-piso. Kebersihan sangatlah penting untuk dijaga. Ia mengakui masih ada di antara mereka (pelaku wisata) yang lalai dan anggap sepele soal kebersihan. Juga belum “sadar wisata”, belum mengerti bagaimana sebuah daerah yang potensial wisata tapi tak memanfaatkannya dengan baik. Bukan hanya itu, pelaku wisata juga seharusnya menjadi pelayan yang ramah bukan sebaliknya melayani hanya semata-mata demi keuntungan sesaat.

Lelah tapi puas, begitulah barangkali yang akan dapat dirasakan jika menuruni terjalnya jalan setapak menuju jatuhnya tumpahan Air Terjun Sipiso-piso sepanjang 120 meter. Air tumpahan itu kemudian akan mengalir jauh sampai ke genangan air Danau Toba.

Letak Air Terjun Sipiso-piso berada kira-kira sejauh 1 kilometer ke bawah dengan menapaki satu-persatu anak tangga beton. Ketika menuruni satu-per satu anak tangga akan terlihat pemandangan Danau Tobau yang mementang, sedang tepat di tepinya adalah Desa Tongging.

Selain lelahnya menapaki jalan menuju Air Terjun Sipiso-piso, juga terdapat Bukit Sipiso-piso (sekitar 1 kilometer dari air terjun), yang merupakan lokasi strategis untuk olahraga terjun payung. Olahraga ini dapat dilakukan dengan memulai penerjunan dari puncak Bukit Sipiso-piso dan mendarat di Desa Tongging, di tepi Danau Toba.(*bbs/z).Rujukan

3 komentar:

  1. lo bz di sekeliling air terjun sipiso-piso ditambahin jalan khusus utk menju ke bwh air terjun'a, tp bkn jln yg biaza melainkan jln yg bersih n aman. Karena jika ada jalan sprti yg sy katakan maka para pedagang asli dsana jg bz ikut mendagangkan ciri khas mknan'a spy bz menmbahkan pendapatan asli daerah. Disiapkan jg tempat utk para pedagang'a ya!

    BalasHapus
  2. Oh iya ada yg tertinggal : Lo bz jln khusus bt kebwh'a jln yg berputar mengelilingi air terjun'a yaaa!!!!!. Perdi Setiandi di Tasikmalaya.

    BalasHapus
  3. Terima kasih atas kunjungannya.
    Memang di harapkan agar Pemprovsu segera membuat program untuk lebih memperkenalkan Sipiso-piso, contohnya sarana umum seperti jalan yang bisa dikases oleh angkutan umum, agar apa yang dihasilkan oleh wisata setempat dapat menjadi pendapatan daerah.

    BalasHapus