Photobucket

Kamis, Januari 14, 2010

Jambi Kembangkan Potensi SDA

Jambi Kembangkan Potensi SDA Demi Kesejahteraan Rakyat

Potensi sumber daya alam (SDA) di Provinsi Jambi beragam dan melimpah. Minyak dan gas bumi, batu bara, kehutanan, pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan merupakan andalan daerah Provinsi Jambi dalam mensejahterakan warganya.

 Teks Foto : Gubernur Jambi H Zulkifli Nurdin bersama Menteri Pertanian RI Dr Anton Apriyantono saat mencoba mesin tepat guna pengolahan pakan ternak sapi milik kelompok tani di Kabupaten Sarolangun baru-baru ini. Program penggemukan sapi kini tengah giat dikembangkan di Provinsi Jambi. Foto batak pos/rosenman manihuruk.

Pemerintah Provinsi Jambi hingga kini tetap berupaya untuk menggaet investor untuk mengelola SDA yang cukup banyak di Jambi. Namun Pemprov Jambi masih kesulitan dalam sarana pendukungnya seperti sumber daya manusia (SDM), energi listrik serta kondisi infrastruktur yang belum memadai.

Bagaimana kiat serta upaya Pemprov dibawah kepemimpinan Gubernur Jambi H Zulkifli Nurdin menggaet investasi di daerah itu guna meningkatkan perekonomian masyarakatnya. Berikut petikan percakapan RS Manihuruk wartawan BATAKPOS di Jambi dengan Gubernur Jambi Zulkifli Nurdin, di kediamannya, Senin (22/6).

“Sumber daya alam di Provinsi Jambi cukup banyak. Dibidang perkebunan, terdapat perkebunan karet dan kelapa sawit. Luas areal perkebunan karet di Provinsi Jambi saat ini mencapai 622.414 hektare. Tanaman belum menghasilkan 126.648 hektare, tanaman menghasilkan 344.870 hektare, tanaman tua atau rusak 150.896 hektare dan produksi karet kering 255.702 ton,” kata Gubernur Jambi membuka pembicaraan.

Sedangkan pendapatan bruto petani tiga tahun terakhir ini mencapai Rp4.398.074.000 dengan harga ditingkat petani Rp8.600 kilogram. Sementara volume ekspor mencapai 250.781.280 kilogram dengan nilai ekspor U$ 458.681.899.

Guna meningkatkan produktivitas petani karet, Pemprov Jambi melalui Dinas Perkebunan telah melakukan peremajaan karet tua (replanting) seluas tanam 17.500 hektare sejak tahun 2006 dengan dana dari APBD Rp60 miliar.

Sementara perkebunan sawit, kata Zulkifli Nurdin, yang menjabat Gubernur Jambi dua periode ini, merupakan investasi yang menggiurkan bagi investor. Kehadiran pabrik minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) di Jambi banyak dampak positif bagi pengembangan perkebunan kelapa sawit di Jambi.

Disebutkan, kini terdapat sekitar 91.000 hektare (ha) kebun sawit swadaya petani dengan produksi tandan buah segar (TBS) 235.539 ton per tahun. Sebanyak 32 unit pabrik CPO yang memiliki kebun di Jambi dapat mengolah 1.545 ton TBS per jam menjadi CPO. Berarti dalam setahun, seluruh pabrik CPO tersebut membutuhkan 9,27 juta ton TBS.

Tetapi pasokan TBS sawit ke-32 PKS tersebut saat ini hanya rata-rata 4,73 juta ton per tahun atau 51 persen. Sehingga PKS masih kekurangan 49 persen TBS. Guna mencukupi TBS itu, masih terbuka peluang investasi bidang perkebunan kelapa sawit di seluruh kabupaten di Provinsi Jambi.

Gubernur Jambi menjelaskan, dibidang perkebunan, Provinsi Jambi mempunyai potensi sumber daya perkebunan yang sangat beragam. Di Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan Barat pengembangan perkebunan kelapa.

Pengembangan pengolahan kelapa terpadu di Tanjabtim dan Tanjabbar seluas 120 ribu hektare telah dilirik investor Nippom Oil Group. Penandatanganan sudah dilakukan guna membangun pabrik industri hilir. Pabrik itu memanfaatkan seluruh komponen buah kelapa (isi kelapa, tempurung kelapa, sabut kelapa dan air kelapa).

Sedangkan bidang kehutanan, lanjutnya, Provinsi Jambi memiliki hutan seluas 2.179.440 hektar. Pemprov Jambi telah memantapkan Master Plan Rehabilitasi Hutan dan Lahan Propinsi Jambi dalam Keputusan Gubernur Jambi Nomor 522/5070/Dinhut/2005 guna memulihkan kondisi hutan kritis tersebut.

Disebutkan, bidang minyak dan gas bumi, Provinsi Jambi memiliki sumber minyak dan gas bumi yang lumayan. Menurut hasil survei yang dilakukan pihak PT Migas, Provinsi Jambi memiliki sumber migas yang belum tergarap.

“Tentu ini merupakan potensi yang besar untuk berinvestasi di Provinsi Jambi. Kebijakan pemerintah pusat untuk tidak mengekspor migas salah satu dukungan untuk kebutuhan daerah yang SDA migasnya ada. Sebab daerah akan membuat bahan pupuk bagi petani,” katanya.

Kata Zulkifli Nurdin, dibidang perikanan, Provinsi Jambi menawarkan investasi bidang pengolahan ikan patin Jambi khusus eksport. Selain itu juga pabrik pengolahan pakan ikan untuk kebutuhan 60 ribu unit keramba ikan patin Jambi di Sungai Batanghari dan ikan tambak.

Selain potensi perikanan, Provinsi Jambi juga menawarkan investasi pengolahan bidang pertanian seperti kentang. Disebutkan, tiga tahun terakhir Provinsi Jambi mampu memproduksi 48.356 ton kentang kualitas ekspor. Potensi kentang terdapat di wilayah Barat Provinsi Jambi (Kerinci, Merangin, Bungo, Sarolangun). Bidang pertanian juga mencakup tanaman kedelai. Jambi juga berpotensi menjadi sentra kedele di wilayah Sumatera. Pusat pembibitan kedelai juga sudah dibangun di Desa Alai Ilir Jambi guna mendukung pengembangan kedelai.

“Sejalan dengan potensi yang ada di Provinsi Jambi dalam program jangka pendek dan menengah, perlu Pengembangan Kawasan Agro Industri Terpadu atau Jambi Agro Industrial Park (JAIP) dikawasan Timur Provinsi Jambi. Pembangunan pabrik-pabri bahan jadi di wilayah itu merupakan potensi besar dalam berinvestasi,” katanya.

Disebutkan, direncanakan hingga 2010 juga dikembangkan tanaman kedele dan jagung dengan luas tanam masing-masing 20.000 hektar, padi 209.673 hektar, kentang 7.500 hektare. Pada sub sektor perkebunan difokuskan peremajaan karet rakyat seluas 135.000 hektare.

Bidang peternakan pada pengembangan ternak sapi dan kerbau serta pusat pembibitan sapi yang berlokasi di enam kabupaten. Seperti pengemukan sapi di Kabupaten Sarolangun dan Batanghari.

Kendala
Guna menunjang program Pemprov Jambi yang memfokuskan pada revitalisasi pertanian, perikanan serta pengembangan usaha kecil menengah, pembangunan infrastruktur wilayah, peningkatan SDM dan pengelolaan SDA dan Parawisata, masih menemui banyak kendala.

Menurut Zulkifli Nurdin, guna menarik investor, Provinsi Jambi telah menawarkan kondisi wilayah, masyarakat yang kondunsif. Selain itu juga kepengurusan ijin kepentingan investasi juga dipermudah.

“Provinsi Jambi merupakan daerah yang aman. Masyarakatnya rukun dan hidup berdampingan tanpa membeda-bedakan, suku, agama, ras, dan antargolongan. Provinsi Jambi aman untuk berinvestasi,” katanya.

Namun, kendala yang dihadapi Pemerintah Provinsi Jambi soal investor, masalah ketersediaan sarana pendukung seperti energi listrik dan infrastruktur. Kini Pemprov Jambi masih kekurangan energi listrik 200 mega watt untuk kebutuhan industri.

Sementara ketersediaan energi listrik hanya 150 mega watt dari PT PLN Persero Jambi. Guna menarik minat investor berinvestasi di Provinsi Jambi harus menyediakan pasokan energi listrik minimal 350 mega watt.

Selain itu, juga keterbatasan sumber daya manusia (SDM). Bidang ini merupakan kendala yang terus diperjuangkan pemerintah dengan memberikan beasiswa kepada siapa-siapa yang dianggap berprestasi, baik dari siswa sekolah, mahasiswa hingga tenaga profesional.

Kendala lain yang menjadi tolak ukur minat investor adalah infrastruktur yang tidak memadai. Masalah infrastruktur ini merupakan urat nadi perekonomian yang harus dipikirkan bersama-sama, baik pemerintah pusat maupun pemerintah setempat. (rosenman manihuruk).Rujukan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar