Photobucket

Kamis, Januari 14, 2010

Ekspor Harus Lewat Jambi

Akhir 2009, Ekspor Harus Lewat Jambi

Jakarta, akhir tahun 2009 ini para pengusaha kelapa sawit di harapkan melakukan ekspor melalui pelabuhan Muara Sabak. Mengingat, tahun ini Pemprov Jambi telah mempersiapkan pasilitas ekspor di pelabuhan tersebut. Hal ini disampaikan oleh Gubenur Jambi, H Zulkifli Nurdin saat pertemuan dengan 29 pengusaha kelapa sawit yang usahanya di Provinsi Jambi pada ruang rapat Kantor Pemasaran bersama PT Perkebunan Nusantara Jakarta Pusat (Senin 15/06).

“Selama ini para Pengusaha dalam mengekspor tidak pernah melalui Provinsi Jambi, tetapi melalui daerah tetangga seperti Sumsel, Riau, Sumbar dan lainnya. Untuk itu di 2009 akhir kita harapkan tidak lagi mengekspor melalui Pelabuhan Provinsi tetangga tetapi melalui pelabuhan dari Provinsi Jambi yaitu Pelabuhan Muara Sabak, “ ungkap Gubernur.

Hadir dalam acara ini Gubernur Jambi H. Zulkifli Nurdin, ketua Bappeda Provinsi Jambi, Dirjend.Perkebunan RI, Direktur Utama PTPN VI beserta jajaran, utusan yang mewakili Menko Ekuin, Para Bupati/Walikota seProvinsi Jambi, Kadis Kehutanan Provinsi Jambi, Kadis Peternakan Prov.Jambi, Kadis Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jambi, Kepala Biro Ekbang, Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Pprovinsi Jambi, para Pejabat di jajaran PT Perkebunan Nusantara Jakarta, Para pengusaha Kelapa Sawit Provinsi Jambi serta para Pejabat dan undangan lainnya.

Gubernur mengatakan, penandatanganan nota kesepahaman antara pihak PTPN VI dangan Pihak Sungai Budi Group yang dilaksanakan pada hari ini merupakan suatu langkah yang sangat baik sekali. Dimana didalam MoU itu akan membuat industri dari CPO (Cruide Palm Oil) menjadi minyak goreng. Hal seperti inilah yang diharapkan oleh Provinsi Jambi.

Dengan MoU ini diharapkan kedepan, di Provinsi Jambi bisa diproduksi minyak goreng sebanyak 1.000 ton perhari, yang kalau ditotal adalah sebesar 30.000 ton perbulan. “ Hal ini luar biasa dan sangat baik sekali, dan ini merupakan prestasi besar bagi kita, “tegas Zulkifli Nurdin. Ditambahkan Gubernur Jambi, pertemuan ini juga merupakan suatu titik awal untuk pertemuan-pertemuan berikutnya. Karena, tidak mungkin hanya melalui sekali pertemuan ini saja dapat menemukan kesepakatan bersama.

Dirjen Perkebunan Ahmad Manggarani dalam sambutannya menilai, apa yang telah dilakukan oleh Pemprov Jambi sudah melangkah lebih jauh dan Pemerintah Pusat akan memperhatikan terobosan yang dilakukan tersebut.

Sawit menjadi primadona komoditi, hal ini merupakan karunia Tuhan yang tidak diberikan kepada semua Negara. Iklim dan tanah di Indonesia diantaranya Jambi cocok untuk ditanami sawit, karena itu Pemerintah Pusat menilai bahwa sawit merupakan komoditi andalan nasional. Dalam kurun waktu 30 tahun Indonesia telah menanam lebih dari 60 Juta ha.

Perkembangan sawit ini juga telah mendorong pemekaran wilayah, banyak Kabupaten terbentuk karena sawit yang telah berkembang pesat sejak tahun 80 an. Dirjend Perkebunan juga menilai bahwa pendirian pabrik CPO dekat dengan sumber bahan baku, namun banyak industi hilirnya lebih memilih untuk mendirikan pabrik dekat dengan konsumen. ” Makanya banyak Industri tersebut berada di Pulau Jawa karena alasan ekonomi”, jelas Dirjen Perkebunan.

Ketua Bappeda Provinsi Jambi Ir Fauzi Ansyori, M.Pt dalam paparan persentasenya mengatakan, dari data potensi perkebunan di Provinsi Jambi tercatat sekitar 452.960 ha luas arealnya, dengan produksi 1.156.414 ton. Namun jika dilihat dari pemanfaatan lahan masih sekitar 690.656 ha yang belum dimanfaatkan meskipun sudah mendapatkan izin, dan yang baru tertanam 448.8998 ha. Kepada Bupati diminta untuk mencabut izin perusahaan yang belum memanfaatkannya untuk diberikan kepada perusahaan lainnya.

Dalam pemaparannya Fauzy Ansyori juga menegaskan, bahwa untuk mendukung industry hilir CPO yang sudah dicanangkan oleh Gubernur Jambi diperlukan infrastruktur jalan dan pelabuhan. Upaya yang telah ditempuh dan direncanakan adalah memperpendek jarak tempuh sei penuh-Muara Sabak dari 548,03 km menjadi 385,10 km, berkurang 157,31 km atau waktu tempuh dari 12 jam menjadi 8 jam. Pembangunan jalan alternative Bangko-Ma Tembesi panjang 112 km, pembangunan jembatan Batanghari II panjang 1.351,40 m dan Pembangunan Jalan Jembatan Batanghari II-Ma Sabak panjang 61,80 km serta pembangunan infrastruktur penunjang lainnya seperti pelabuhan.

Sementara itu, Direktur Utama (Dirut) PTPN VI H. Iskandar Sulaiman dalam sambutannya mengatakan, secara pertemuan ini diikuti oleh 29 pengusaha yang bergerak di Provinsi Jambi, dan dikarenakan sebagian besar dari para pengusaha ini berdomisili di Jakarta, oleh karenanya pertemuan ini kita adakan di Jakarta. Adapun maksud dan tujuan dari pertemuan ini adalah secara bersama-sama melakukan pembahasan terhadap potensi dan permasalahan yang dihadapi dibidang perusahaan kelapa sawit umumnya dan khususnya untuk membangun industri hilir (adv).Sumber : Jambi Ekspres (16/6).Rujukan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar