Photobucket

Rabu, Desember 16, 2009

Sumber Daya Alam Riau

Sumber Daya Alam

Riau adalah salah satu provinsi kaya di Nusantara. Hampir semua kekayaan alam dimiliki provinsi ini. Di dalam perut buminya terkandung minyak bumi, batubara, emas, timah dan bahan tambang lainnya. Sementara di atasnya terhampar kekayaan hutan, perkebunan dan pertanian dalam arti luas.

Pertambangan umum berdenyut relatif pesat, ditandai dengan banyaknya perusahaan yang ikut andil bergerak di bidang ini. Mereka seolah berlomba mengeruk isi perut bumi Riau, mulai dari menggali pasir laut, granit, bauksit, timah, emas, batu bara, gambut, pasir kuarsa sampai andesit. Di samping minyak dan gas timah juga merupakan hasil tambang Riau. Konstribusi sektor pertambangan terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Riau mencapai Rp.57.927.709,65,- atau sekitar 41,68 %. Karena itu, sektor pertambangan menjadi andalan provinsi dalam memperkokoh perekonomiannya.

Sektor pertanian menjadi salah satu motor penggerak perekonomian rakyat. Sektor ini tidak saja mampu memberikan kontribusi yang besar terhadap perekonomian lokal, tapi juga mampu menyerap banyak sekali tenaga. Kini tersedia lahan sawah seluas 28.845 ha yang dilengkapi dengan saluran irigasi, 150.092 ha sawah tadah hujan, 70.284 ha sawah pasang surut dan 13.077 ha sawah lainnya.

Data 2006 juga menunjukkan bahwa tak kurang dari 134.290 ha sawah kini berproduksi, menghasilkan 421.384 ton padi. Jumlah produksi ini meningkat dibanding dua tahun terakhir. Padi 2004, 144.499 ha sawah menghasilkan 453.817 ton padi, lalu menurun menjadi 133.496 ha sawah pada 2005 dengan produksi 423.095 ton padi. Ladang jagung yang berproduksi seluas 16.524 ha, menghasilkan 36.421 ton. Kedelai, singkong dan umbi-umbian juga diproduksi di Riau. Ada 2.829 ha lading kedelai terhampar di sana dengan jumlah produksi 2.923 ton, sementara 5.266 ha ladang singkong dan umbi-umbian memproduksi 52.997 ton.

Potensi hutan juga besar di Riau. Berdasarkan Tata Guna Hutan Kesepakatan (TGHK) yang dibuat pemerintah setempat, luas hutan di sana mencapai 4.160.710 ha terdiri atas 228.793,82 ha hutan lindung, 529.487 ha hutan konservasi, 914.839 ha hutan produksi terbatas, dan 2.487.590 ha hutan produksi. Dari hutan-hutan itulah pemerintah setempat memperoleh anggaran dari produksi 8.022.009,30 m³ kayu bulat, 188.201,82 m³ kayu gergajian dan 260.709,32 m³ kayu lapis. Dengan perairan dan lautan seluas 470,80 km², Riau tidak mau ketinggalan dalam bisnis perikanan, baik perikanan laut, perairan umum, tambak maupun keramba.

Ada banyak jenis ikan yang telah dibudidayakan. Pada 2005 saja, berhasil diproduksi 97.781,3 ton perikanan laut, 24,693,7 ton ikan dari perairan umum, 674,5 ton ikan dari tambak dan 24.768,8 ton ikan dari keramba. Total produksi semua bisnis ikan itu mencapai Rp. 717,21 miliar. Setahun kemudian, semua hasil meningkat. Pada 2006, berhasil di produksi 99.188,3 ton perikanan laut, 14.173,5 ton ikan dari perairan umum, 244,6 ton ikan dari tambak dan 2.741,3 ton ikan dari keramba. Total produksi semua bisnis ikan itu mencapai Rp. 1.174 miliar.

Berbagai jenis peternakan juga telah dikembangkan, terutama sapi potong, kambing, domba, babi, ayam buras dan itik. Pada 2005, ternak sapi potong populasinya mencapai 102.352 ekor per tahun, sementara ternak kambing 256.324 ekor per tahun, ternak domba 2.453 ekor per tahun, babi 46.386 ekor per tahun, ayam buras 316.425 ekor per tahun dan itik 339.269 ekor per tahun. Karena itu, daging yang diproduksi per tahun nya mencapai 4.593183 kg daging sapi, 434.806 kg daging kambing, 1.490 kg daging domba, 874.262 kg daging babi dan 29.355.155 kg daging ayam unggas.

Perkebunan juga merupakan sektor andalan. Karet, kelapa, kelapa sawit, kopi dan pinang adalah komoditas perkebunan yang selama ini banyak membantu perekonomian penduduk pedesaan. Di saat krisis ekonomi melanda Indonesia secara nasional, petani yang bekerja di sektor ini justru tetap survive, bahkan mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Luas perkebunan karet mencapai 528.697,48 ha dengan hasil 463.053,52 ton, kebun kelapa mencapai 546.927,13 ha dengan hasil 629.926,80 ton, kebun kelapa sawit seluas 1.392.232,74 ha dengan hasil 3.931.619,17 ton, kebun kopi seluas 10.040,50 ha dengan hasil 3.545,97 ton dan kebun pinang seluas 9.249,56 ha dengan hasil 6.960,72 ton.

Sumber: Indonesia Tanah Airku (2007).Rujukan

Perkebunan Perkebunan mempunyai kedudukan yang penting di dalam pengembangan pertanian baik pada tingkat nasional maupun regional. Perkembangan kegiatan perkebunan di Provinsi Riau menujukkan trend yang semakin meningkat. Hal ini dapat dilihat dari semakin luasnya lahan perkebunan dan meningkatnya produksi rata-rata pertahun, dengan komoditas utama kelapa sawit, kelapa, karet, kakao dan tanaman lainnya. Peluang pengembangan tanaman perkebunan semakin memberikan harapan, hal ini berkaitan dengan semakin kuatnya dukungan pemerintah terhadap usaha perkebunan rakyat, tumbuhnya berbagai industri yang membutuhkan bahan baku dari produk perkebunan dan semakin luasnya pangsa pasar produk perkebunan.

Krisis ekonomi yang melanda daerah ini pada tahun 2000 telah memporak-porandakan sendi-sendi ekonomi rakyat, namun yang tetap bertahan malahn mendapatkan keuntungan dari dampak krisis ekonomi tersebut justru sektor perkebunan. Hal ini membuktikan bahwa sektor perkebunan merupakan sektor yang masih bisa tetap bertahan meskipun kondisi perekonomian di negeri ini di landa krisis. Sebagai contoh, petani kelapa sawit pada waktu krisis justru mendatangkan keuntungan yang berlipat akibat harga sawit waktu itu justru meningkat.

Untuk melihat perbandingan luas perkebunan Kelapa Sawit, Kelapa, Karet dan kopi pada masing-masing Kabupaten Kota di Provinsi Riau tahun 2003 dapat di lihat pada tabel dibawah ini.

Luas Areal Kelapa Sawit, Kelapa, Karet dan Kopi Provinsi Riau Tahun 2003
No.Kabupaten/KotaLuas Areal (Ha)
Kelapa SawitKelapaKaretKopi
1Kuantan Singingi128.1696.324130.635511
2Indragiri Hulu146.7911.76676.223874
3Indragiri Hilir77.787501.5763.0924.104
4Pelalawan197.35625.21225.187276
5Siak131.16898811.832554
6Kampar215.0332.79384.567360
7Rokan Hulu338.6611.81968.4261.277
8Bengkalis90.80847.65358.9321.858
9Rokan Hilir136.6065.94438.8611.054
10Pekanbaru0
0
00
11Dumai19.02001.41055
TOTAL1.481.399594.075499.16510.923

Sumber : Dinas Perkebunan Provinsi Riau - 2003

Dari tabel diatas bisa diketahui untuk perkebunan kelapa sawit, Kabupaten Rokan Hulu memiliki areal yang paling luas bila dibandingkan dengan Kabupaten/Kota lainnya, yaitu 338.661 Ha atau 22.86 persen dari total jumlah keseluruhan, diikuti oleh Kabupaten Kampar seluas 215.033 Ha atau 14.51 persen dan Kabupaten Pelalawan seluas 197.356 Ha atau 13.32 persen. Sedangkan Kabupaten yang paling sedikit areal untuk perkebunan kelapa sawit adalah Kota Dumai seluas 19.020 ha atau 1.28 persen disamping Kota Pekanbaru yang tidak mempunyai areal perkebunan kelapa sawit sama sekali.

Untuk perkebunan kelapa, Kabupaten Indragiri Hilir mempunyai areal perkebunan yang paling luas. Kabupaten Indragiri Hilir dari dulu terkenal dengan daerah penghasil kopra. Luas areal perkebuna kelapa di Kabupaten Indragiri Hilir seluas 501.576 Ha atau 84.42 persen dari total jumlah keseluruhan. Diikuti oleh Kabupaten Bengkalis 47.653 Ha atau 8.02 persen dan Kabupaten Kuantan Singingi seluas 6.324 Ha atau 1.06 persen. Sedangkan Kota Pekanbaru dan Dumai tidak mempunyai areal perkebunan kelapa sama sekali.

Untuk perkebunan karet, Kabupaten Kuantan Singingi mempunyai areal yang paling luas dibandingkan dengan Kabupaten/Kota lainnya, yaitu seluas 130.635 Ha atau 26.17 persen dari total jumlah keselurahan perkebunan karet di Provinsi Riau. Kabupaten Kampar menempati posisi kedua seluas 84.567 Ha atau 16.94 persen, dan Kabupaten Indragiri Hulu seluas 76.223 Ha atau 15.27 persen. Sedangkan Kabupaten/Kota yang paling sedikit areal perkebunan karetnya adalah Kota Dumai seluas 1.410 Ha atau 0.28 persen disamping Kota Pekanbaru yang tidak mempunyai areal perkebunan karet sama sekali.

Disamping perkebuna kelapa sawit, kelapa dan karet, Provinsi Riau juga daerah potensial untuk tanam kopi, meskipun sampai saat ini arealnya hanya sebatas industri rumah tangga. Untuk tanam kopi, Kabupaten Indragiri Hilir mempunyai luas areal 4.104 Ha atau 37.57 persen dari luas areal keseluruhan tanaman kopi yang ada di Provinsi Riau. Kabupaten Bengkali menmepati posisi kedua yaitu 1.858 ha atau 17 persen dan Kabupaten Rokan Hulu seluas 1.277 Ha atau 11.69 persen. Sedangkan Kabupaten yang mempunyai areal yang paling sedikit adalah Kota Dumai seluas 55 Ha atau 0.50 persen disamping kota Pekanbaru yang tidak mempunyai areal perkebunan kopi sama sekali.

Jumlah Produksi Kelapa Sawit, Kelapa, Karet dan Kopi di Provinsi Riau Tahun 2003
No.Kabupaten/KotaJumlah Produksi (Ton)
Kelapa SawitKelapaKaretKopi
1Kuantan Singingi732.67515.17571.525175
2Indragiri Hulu627.2061.17345.041126
3Indragiri Hilir79.609430.654866274
4Pelalawan481.6584.98028.55027
5Siak420.0313.2214.98061
6Kampar520.6481.63447.141164
7Rokan Hulu412.6272.87730.011479
8Bengkalis158.64453.95737.284497
9Rokan Hilir335.9012.60211.440212
10Pekanbaru0
0
00
11Dumai5.36101.1374
TOTAL3.774.360516.273277.9752.015

Sumber : Dinas Perkebunan Provinsi Riau - 2003

Dari tabel diatas memberikan gambaran betapa besarnya jumlah produksi kelapa sawit di Provinsi Riau tahun 2003, yaitu sebanyak 3.774.360 ton, sehingga tidak mengherankan Provinsi Riau adalah Provinsi yang paling kaya dengan minyak ? diatas minyak dibawah minyak?. Jika dibandingkan masing-masing Kabupaten/Kota, untuk kelapa sawit Kabupaten Kuantang Singingi justru mempunyai jumlah produksi yang paling banyak, yaitu 732.675 ton atau 19.41 persen dari total keseluruhan produksi sawit di Provinsi Riau. Kabupaten Indragiri Hulu sebanyak 627.206 ton atau 16.61 persen dan Kabupaten Kampar sebanyak 520.648 ton atau 13.79 persen.

Sedangkan Kabupaten/Kota yang paling sedikit jumlah produksi kelapa sawitnya adalah Kota Dumai sebanyak 5.361 ton atau 0.14 persen disamping Kota Pekanbaru yang memang tidak mempunyai areal kelapa sawit. Dari data ini ada hal yang menarik karena luas areal tidak selalu identik dengan jumlah produksi, padahal areal yang paling luas adalah Kabupaten Rokan Hulu, sedangkan yang paling banyak jumlah produksinya adalah Kabupaten Kuantan Singingi. Ada beberapa faktor penyebab semua ini, karena mungkin saja kelapa sawit di Kuantan Singingi sudah tahap panen semua sedangkan di Kabupaten Rokan Hulu ada yang belum menghasilkan.

Untuk tanaman kelapa, jumlah produksi yang terbanyak dihasilkan oleh Kabupaten Indragiri Hilir, yaitu sebanyak 430.654 ton atau 83.41 persen dari jumlah total keseluruhan produksi kelapa di Provinsi Riau tahun 2003. Kabupaten Bengkalis menempati posisi kedua yaitu sebanyak 53.957 ton atau 10.45 persen, diikuti oleh Kabupaten Kuantan Singingi sebanyak 15.175 ton atau 2.93 persen. Sedangkan Kabupaten yang jumlah produksi kelapanya paling sedikit adalah Kabupaten Indragiri Hulu sebanyak 1.173 ton atau 0.22 persen di samping Kota Pekanbaru dan Dumai yang tidak mempunyai produksi kelapa sama sekali.Rujukan

Perkembangan Sektor Perkebunan tahun 2006
Perkebunan mempunyai kedudukan yang penting di dalam pengembangan pertanian baik pada tingkat nasional maupun regional. Perkembangan kegiatan perkebunan di Provinsi Riau menujukkan trend yang semakin meningkat. Hal ini dapat dilihat dari semakin luasnya lahan perkebunan dan meningkatnya produksi rata-rata pertahun, dengan komoditas utama kelapa sawit, kelapa, karet, kakao dan tanaman lainnya.

Peluang pengembangan tanaman perkebunan semakin memberikan harapan, hal ini berkaitan dengan semakin kuatnya dukungan pemerintah terhadap usaha perkebunan rakyat, tumbuhnya berbagai industri yang membutuhkan bahan baku dan semakin luasnya pangsa pasar produk perkebunan.

Kebun kelapa sawit masih mendominasi perkebunan di Provinsi Riau. Pada tahun 2006, luas kebun kelapa sawit di Provinsi Riau adalah seluas 1.530.150,39 Ha. Disamping kelapa sawit masih banyak lagi jenis perkebunan, antara lain kelapa, karet, kopi, kakao dan lain-lain. Luas kebun kelapa di Provinsi Riau tahun 2006 adalah seluas 475.556,13 Ha, karet seluas 514.469,72 ha, kopi seluas 10.816,43 Ha dan kakao seluas 5.586,18 Ha.

Untuk melihat perbandingan luas perkebunan kelapa sawit, kelapa, karet dan kopi pada masing-masing kabupaten/kota di Provinsi Riau tahun 2006 dapat dilihat pada Tabel di bawah ini.

Luas Areal Kelapa Sawit, Kelapa, Karet dan Kopi Tahun 2006
No.Kabupaten/KotaLuas Areal (Ha)
Kelapa SawitKelapaKaretKopi
1Kuantan Singingi60.547,702.274,95157.070,12389,40
2Indragiri Hulu55.667,002.024,1572.894,151.276,40
3Indragiri Hilir37.547,00379.509,003.225,004.234,00
4Pelalawan54.392,0026.316,0022.436,50830,00
5Siak93.115,183.395,8018.124,95801,56
6Kampar139.195,002.892,0081.691,00379,00
7Rokan Hulu105.998,00760,2346.087,00634,57
8Bengkalis99.575,0050.407,0050.779,001.217,50
9Rokan Hilir80.399,005.944,0036.678,001.054
10Pekanbaru0
0
00
11Dumai21.933,002.033,001.736,000
RAKYAT748.368,88475.556,13490.721,7210.816,43
PBN72.011,00- 10.901,00-
PBS709.770,51- 12.847,00-
JUMLAH1.530.150,39475.556,13514.469,7210.816,43

Sumber : Dinas Perkebunan Provinsi Riau - 2006

Meskipun dilihat dari luas areal yang ada, tidak semua perkebunan yang ada di Provinsi Riau berada dalam kondisi produktif. Dari luas 1.530.150,39 Ha kebun kelapa sawit yang ada, seluas 320.439,35 Ha belum menghasilkan, 3.754 Ha sudah tua dan sisanya seluas 1.205.957,04 Ha yang berada pada tahap produktif. Begitu juga dengan kebun kelapa, hanya seluas 332.653,67 Ha yang benar-benar menghasilkan. Sisanya seluas 57.523,41 Ha masih tahap pertumbuhan dan 85.379,05 Ha merupakan tanaman yang sudah tua. Dari 514.469,72 Ha total keseluruhan luas perkebunan karet, seluas 104.708 Ha masih dalam tahap petumbuhan, 112.287,97 Ha merupakan tanaman yang sudah tua dan sisanya seluas 297.473,75 Ha yang benar-benar berproduksi. Untuk perkebunan kopi, 1.787,69 Ha masih tahap pertumbuhan, 6.240,59 Ha sudah menghasilkan dan 2.788,15 Ha merupakan tanaman yang sudah tua.

Kabupaten Kampar memiliki areal yang paling luas untuk tanaman kelapa sawit bila dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya, yaitu 139.195 hektar atau 18.60 persen dari total jumlah keseluruhan, diikuti oleh Kabupaten Rokan Hulu seluas 105.998 hektar atau 14.16 persen dan Kabupaten Bengkalis seluas 99.575 hektar atau 13.30 persen. Sedangkan kabupaten yang paling sedikit areal untuk perkebunan kelapa sawit adalah Kota Dumai seluas 21.933 hektar atau 2.93 persen disamping Kota Pekanbaru yang tidak mempunyai areal perkebunan kelapa sawit. Kelapa sawit memerlukan areal yang luas untuk penanamannya.

Untuk perkebunan kelapa, Kabupaten Indragiri Hilir mempunyai areal perkebunan yang paling luas. Kabupaten Indragiri Hilir dari dulu terkenal dengan daerah penghasil kopra. Luas areal perkebunam kelapa di Kabupaten Indragiri Hilir seluas 379.509 hektar atau 79.80 persen dari total jumlah keseluruhan. Diikuti oleh Kabupaten Bengkalis 50.407 hektar atau 10.59 persen dan Kabupaten Pelalawan seluas 26.316 hektar atau 5.53 persen. Sedangkan kabupaten/kota yang mempunyai areal perkebunan kelapa yang paling sedikit adalah Kota Dumai yaitu seluas 2.033 Ha dan Kota Pekanbaru tidak mempunyai perkebunan kelapa sama sekali.

Kabupaten Kuantan Singingi merupakan kabupaten yang mempunyai areal karet yang paling luas di Provinsi Riau, yaitu seluas 157.070,12 Ha atau 32 persen. Kabupaten Kampar menduduki posisi kedua yaitu seluas 2.892 Ha atau 16,64 persen dan Kabupaten Bengkalis seluas 50.779 hektar atau 10.34 persen. Sedangkan kabupaten/kota yang mempunyai areal perkebunan kelapa yang paling sedikit adalah Kota Dumai yaitu seluas 1.736 Ha atau hanya 0.35 persen dan Kota Pekanbaru yang tidak mempunyai areal perkebunan karet sama sekali.

Meskipun tidak menjadi komoditi unggulan di sektor perkebunan, luas areal perkebunan kopi setidaknya bisa menambah pendapatan bagi petani kopi. Luas areal perkebunan kopi di provinsi Riau tahun 2006 adalah seluas 10.816,43 Ha, dimana Kabupaten Indragiri Hilir mempunyai areal perkebunan kopi yang paling luas yaitu 4.234 Ha atau 39.14 persen. Di posisi kedua adalah Kabupaten Indragiri Hulu yaitu seluas 1.276,40 Ha atau 11.79 persen dan Kabupaten Bengkalis seluas 1.217,50 Ha atau 11.25 persen.

Disamping perkebunan kopi, Provinsi Riau juga mempunyai areal untuk perkebunan kakao. Pada tahun 2006 luas areal perkebunan kakao di Provinsi Riau adalah seluas 5.586,18 Ha di mana seluas 2.586,18 Ha merupakan perkebunan kakao rakyat. Kabupaten Indragiri Hilir mempunyai perkebunan kakao yang paling luas di Provinsi Riau, yaitu seluas 1.522 Ha. Sedangkan Kabupaten Rokan Hilir, Siak dan Kota Dumai tidak mempunyai perkebunan kakao.

Jumlah Produksi Kelapa Sawit, Kelapa, Karet dan Kopi Tahun 2006
No.Kabupaten/KotaJumlah Produksi (Ton)
Kelapa SawitKelapaKaretKopi
1Kuantan Singingi147.355,572.315,20145.740,40247,61
2Indragiri Hulu143.322,401.467,7437.747,70301,70
3Indragiri Hilir42.656,88358.860,971.983,06643,30
4Pelalawan144.063,1230.745,7918.675,60178,20
5Siak254.005,493.288,6516.054,02399,56
6Kampar398.553,002.080,0042.198,00175,00
7Rokan Hulu265.634,20971,8061.619,00152,00
8Bengkalis189.697,4152.558,8635.763,251.229.56
9Rokan Hilir152.597,303.109,8016.169,00474,00
10Pekanbaru0
0
00
11Dumai40.645,20862,60931,580
RAKYAT1.778.530,57456.261,41376.881,613.803,93
PBN309.151,19- 16.867,00-
PBS2.571.582,11- 22.157,07-
TOTAL4.659.263,87

456.261,41

415.905,683.803,93

Sumber : Dinas Perkebunan Provinsi Riau – 2006

Dari tabel diatas terlihat bahwa jumlah produksi kelapa sawit di Provinsi Riau tahun 2006 yaitu sebanyak 4.659.263,87 ton, jauh diatas jumlah produksi perkebunan kelapa, karet dan kopi. Hal ini menunjukkan bahwa perkebunan kelapa sawit merupakan komoditi unggulan bagi Provinsi Riau di sektor perkebunan. Untuk perkebunan kelapa, jumlah produksi pada tahun 2006 hanya sebesar 456.261,11 ton, karet sebesar 415.905,68 ton dan kopi sebesar 3.803,93 ton. Jika dibandingkan masing-masing kabupaten/kota, untuk kelapa sawit Kabupaten Kampar mempunyai jumlah produksi yang paling banyak, yaitu 398.553 ton atau 22.41 persen dari total keseluruhan produksi sawit di Provinsi Riau. Disamping Kabupaten Kampar, Kabupaten Rokan Hulu juga mempunyai jumlah produksi yang banyak yaitu sebesar 265.634,20 ton. Sedangkan Kota Dumai merupakan yang paling sedikit hasil produksi sawitnya, yaitu sebesar 40.645,20 ton.Rujukan


Sumber Daya Alam Lainnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar