Photobucket

Sabtu, Desember 19, 2009

Pariwisata Provinsi Riau

Sektor Pariwisata


Pembangunan pariwisata merupakan kegiatan dan usaha yang terkoordinasi untuk menarik wisatawan, menyediakan semua prasarana dan sarana serta fasilitas yang diperlukan dalam melayani permintaan wisatawan. Pertumbuhan dan perkembangan pariwisata di Provinsi Riau dewasa ini mengindikasikan bahwa pariwisata telah menjadi sektor ekonomi utama tidak saja di Provinsi Riau juga bagi Indonesia.

Perkembangan kepariwisataan di Provinsi Riau menunjukkan hasil yang menggembirakan. Hal ini bisa dilihat dari jumlah kunjungan wisatawan nusantara maupun mancanegara yang berkunjung ke Provinsi Riau dari tahun ketahun selalu menunjukkan peningkatan. Namun ini semua tergantung dengan kondisi di suatu daerah, semakin kondusif suatu daerah maka kemungkinan wisatawan untuk mengunjungi daerah tersebut akan semakin tinggi, namun sebaliknya jika kondisi daerah tidak kondusif maka wisatawan akan enggan untuk berkunjung ke daerah tersebut.

Tujuan utama pengembangan industri pariwisata adalah untuk menggaet penerimaan devisa dari pengeluaran wisatawan yang mengunjungi suatu negara. Kalau devisa hasil ekspor diperoleh dari penjualan barang-barang di luar negeri, namun di sektor pariwisata devisa diperoleh dari pengeluaran wisatawan yang mengunjungi suatu negara. Agar devisa sektor pariwisata lebih banyak diterima maka perlu diupayakan agar wisatawan yang datang lebih banyak dan lebih lama tinggal serta lebih banyak membelanjakan uangnya di negara tujuan, sehingga semakin banyak uang yang dibelanjakan dinegara tujuan, semakin banyak devisa yang akan diperoleh. Devisa ini secara langsung akan bisa meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.

Pengembangan wisata dengan sasaran wisatawan nusantara maupun mancanegara juga akan memacu lajunya pertumbuhan ekonomi daerah, karena pariwisata tidak berdiri sendiri. Pengembangan pariwisata akan membuka berbagai lapangan kerja dan mempercepat peredaran uang disuatu wilayah. Mengingat Provinsi Riau yang berhadapan langsung dengan dua negara tetangga, yaitu Malaysia dan Singapore memberikan peluang yang sangat menjanjikan untuk sektor pariwisata Riau di masa mendatang.

Dalam pembangunan perekonomian, kepariwisataan dapat diharapkan memegang peranan yang menentukan dan dapat dijadikan katalisator untuk mengembangkan pembangunan sektor-sektor lain secara bertahap. Tidak hanya perusahaan-perusahaan yang dapat menyediakan kamar untuk menginap (hotel), makanan dan minuman (bar dan restoran), perencana perjalanan wisata, agen perjalanan, industri kerajinan, pramuwisata, tenaga terampil akan tetapi juga prasarana ekonomi, seperti jalan raya, jembatan, terminal, pelabuhan dan lapangan udara. Disamping itu dibutuhkan juga prasarana pembangkit listrik, fasilitas olah raga dan rekreasi dan banyak sektor perekonomian lainnya.

Berbagai upaya untuk mengatasi persoalan diatas sudah mulai dibenahi oleh Pemerintah Provinsi Riau dengan memberikan kemudahan kepada pihak-pihak investor untuk menanamkan modalnya di bidang pariwisata. Jumlah hotel di Provinsi Riau dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan sebagai upaya untuk mengantisifasi arus globalisasi, mulai dari kelas melati sampai kepada kelas berbintang. Pihak pengelola hotel juga melengkapi hotelnya dengan berbagai fasilitas agar pengunjung bisa nyaman untuk menginap di hotel mereka.

Bila melihat kondisi Provinsi Riau sekarang ini yang terdiri dari 11 kabupaten/kota, sebagiannya mempunyai wilayah pesisir, hal ini sangat baik untuk di olah menjadi obyek wisata bahari. Ada beberapa alasan kenapa wisata bahari perlu untuk dikembangkan, antara lain :
  • (1) Permintaan akan produk wisata bahari baik dalam maupun luar negeri terus meningkat, sejalan dengan peningkatan dalam kunjungan wisatawan sebagai akibat dari peningkatan mobilitas manusia, karena kemajuan teknologi transportasi dan komunikasi, pertumbuhan penduduk serta kualitas hidup manusia semakin baik.
  • (2) Semakin berkembangnya penyebaran informasi menimbulkan hasrat yang semakin besar untuk mengetahui dan mengenal lebih dekat tata cara kehidupan budaya dan keindahan alam.
  • (3) Provinsi Riau memiliki potensi wisata bahari yang apabila dikelola secara profesional akan mendatangkan daya tarik bagi wisatawan baik dalam maupun luar negeri.
  • Mengingat wisata bahari belum optimal dikelola, perlu kiranya dilakukan strategi pengembangan wisata bahari tersebut, seperti : (1) Pembuatan rencana arahan pengembangan wisata bahari, (2) Penggalian informasi potensi wisata bahari yang ada di kabupaten/kota yang ada di Provinsi Riau, (3) Pendayagunaan potensi wisata bahari sesuai dengan daya dukung dan pengembangan daerah tujuan wisata, (4) Pengendalian dampak akibat kegiatan manusia terhadap potensi wisata bahari, (5) Peningkatan kualitas dan kuantitas SDM untuk mendukung pengelolaan pariwisata bahari, (6) Pembinaan dan pemanfaatan sistem kelembagaan dan (7) Membina kerjasama dengan instansi terkait.

    Setelah ditentukan strategi pengembangan wisata bahari, maka langkah selanjutnya adalah upaya pengembangannya. Ada beberapa upaya yang perlu diperhatikan dalam pengembangan wisata bahari, antara lain :
  • (1) Pengembangan wisata bahari secara terpadu menyangkut pengembangan sarana dan prasarana, sarana umum, jasa pelayanan, jaminan keselamatan dan aksesibilitas.
  • (2) Promosi secara efektif.
  • (3) Wisata bahari dapat memberikan nilai tambah khusunya bagi masyarakat setempat, antara lain dengan melibatkan masyarakat nelayan, sehingga menjadi paket-paket diversifikasi yang saling terkait satu sama lain.
  • (4) Pengembangan wisata bahari harus diikuti dengan pengembangan wisata budaya dengan memperhatikan kondisi sosial masyarakat lokal.
  • Dari data yang ada, jumlah wisatawan yang datang ke Provinsi Riau cenderung relatif menurun dari tahun ketahun. Hal ini memberikan indikasi bahwa kesiapan daerah untuk menarik jumlah wisatawan ke daerah ini belum optimal. Mengingat tahun 2008 merupakan tahun kunjungan wisatawan ke Indonesia, Provinsi Riau bisa memanfaatkan momen tersebut untuk menarik wisatawan lebih banyak datang ke Bumi Lancang Kuning.

    Jumlah Wisatawan yang Berkunjung ke Provinsi Riau Melalui Pintu Masuk Utama
    No.Pintu MasukT a h u n
    2003200420052006
    1Dumai49.66144.97535.66915.855
    2Pekanbaru7.75612.39212.88118.735
    3Lain-lain2.2121.9056.1745.169
    Jumlah59.26959.27254.72439.759

    Sumber : Dinas Kebudayaa, Kesenian dan Pariwisata Provinsi Riau

    Dari tabel di atas terlihat bahwa kunjungan wisatawan yang berkunjung ke Provinsi Riau terjadi penurunan, tahun 2003 jumlah wisatawan datang ke Provinsi Riau sebanyak 59.629 orang, tahun 2004 mengalami penurunan menjadi 59.272 orang. Tahun 2005 kembali terjadi penurunan jumlah wisatawan menjadi 54.724 orang dan tahun 2006 turung menjadi 39.759 orang.

    Dari 39.759 orang wisatawan manca negara yang berkunjung ke Provinsi Riau tahun 2006, sebanyak 30.751 orang atau 77.34 persen adalah dari negara Asean, ini berarti dominasi kunjungan wisatawan yang datang ke Provinsi Riau adalah dari negara Asean. Dari benua Asia sebanyak 2.802 orang atau 7.04 persen, Amerika sebanyak 2.234 orang atau 5.61 persen, Eropa sebanyak 2.653 orang atau 6.67 persen, Australia dan New Zealand sebanyak 1.104 orang atau 2.77 persen dan lainnya sebanyak 215 orang atau 0.54 persen. Tantangan kedepan bagi Provinsi Riau setelah berpisah dengan Provinsi Kepulauan Riau adalah bagaimana bisa menarik wisatawan sebanyak mungkin, karena dari data di atas banyaknya kunjungan wisatawan ke Provinsi Riau pada tahun 2003 justru masuk melalui Provinsi Kepulauan Riau yang dulu masih menjadi satu kesatuan dengan Provinsi Riau.

    Meskipun wisata bahari belum begitu optimal dikembangkan di Provinsi Riau, namun wisata lainnya sudah mulai dikenal baik di mancanegara maupun nusantara. Kabupaten Kuantan Singingi misalnya telah menjadikan kesenian tradisional rakyat pacu jalur sebagai event nasional yang setiap tahunnya bisa mendatangkan wisatawan untuk berkunjung ke daerah ini. Kabupaten Kampar memilki wisata sejarah yaitu Candi Muara Takus dan Mesjid Jamik, namun belum begitu di promosikan sehingga kunjungan wisatawan untuk melihat obyek tersebut masih terbatas. Begitu juga dengan Kabupaten Siak yang memiliki Istana Siak, namun hanya terbatas pada kunjungan wisatawan lokal. Masih banyak lagi tempat wisata di kabupaten/kota yang ada di Provinsi Riau untuk bisa dijadikan daya tarik wisatawan untuk mengunjunginya, namun belum dikelola secara profesional.

    Untuk itu sudah saatnya Pemerintah Daerah memberikan perhatian khusus terhadap peningkatan sarana obyek wisata yang ada di masing-masing kabupaten/kota, misalnya dengan meningkatkan sarana dan prasarana untuk menuju ke lokasi obyek wisata. Salah satu prasarana yang perlu ditingkatkan adalah jalan sebagai akses utama menuju lokasi. Sarana transportasi juga perlu ditingkatkan apalagi melihat kondisi geografi Provinsi Riau dimana jarak antara satu kabupaten/kota dengan kabupaten/kota lainnya sangat jauh. Untuk memberikan kenyamanan bagi wisatawan berkunjung ke lokasi perlu dibangun tempat istirahat. Tempat istirahat tidak perlu hotel yang berbintang tetapi hotel kelas melati/ wismapun sudah cukup dengan interiornya memperhatikan kultur wilayah daerah setempat.

    Hal lain yang juga sangat penting adalah masalah promosi obyek wisata itu sendiri. Di era globalisasi sekarang ini sangat mudah untuk melakukan pengenalan obyek wisata suatu daerah ke dunia luar, karena dengan sistem internet semua potensi wisata bisa di masukkan ke dalam website, sehingga bisa di akses di seluruh dunia. Sekarang tinggal kesiapan Pemerintah Daerah dan dukungan sumber daya manusia untuk melaksanakannya. Disamping itu kebijakan Pemerintah Daerah dalam upaya meningkatan jumlah kunjungan pariwisata ke Provinsi Riau juga sangat menentukan. Kebijakan di sektor pariwisata hendaknya jangan mempersulit pihak investor untuk menanamkan investasinya di bumi Lancang Kuning.
    Pemutakhiran Terakhir : 01 Maret 2009.Rujukan

    ====================================================================
  • Tempat-tempat Wisata Riau

  • Tidak ada komentar:

    Posting Komentar