Pariwisata di daerah Sumatra Selatan cukup potensial untuk dikembangkan. Daerah ini memiliki obyek wisata yang beraneka ragam, baik wisata alam, sejarah maupun budaya.
Sumsel memiliki obyek wisata berupa gunung-gunung dengan flora dan fauna yang beragam, seperti Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS); sungai, danau, garis pantai yang sangat panjang, dan aneka ragam tradisi serta budaya yang unik dan menarik.
Wisata alamnya adalah Danau Ranau Kabupaten Ogan Komering Ulu, Musi Rawas, dan Musi Banyuasin. Panorama pantainya antara lain pantai Parai Tenggini, pantai Matras di Pulau Bangka, dan pantai Pasir Padi di Pulau Belitung. Panorama air terjun terdapat di Kabupaten Muara Enim dan Lahat. Wisata budayanya meliputi Bukit Serelo, Gunung Dempo, Rumah Limas, pemukiman suku terasing Anak Dalam dan Kubu. Wisata sejarahnya antara lain situs Sri Wijaya berupa batu purbakala, patung kuno, dan museum di Palembang, kompleks Pemakaman di Bukit Siguntang serta Benteng Kuto Besak.Rujukan
Objek Wisata
Masjid Agung
Mesjid Agung Palembang yang terletak di pusat kota juga merupakan salah satu peninggalan Kesultanan Palembang. Mesjid ini didirikan oleh Sultan Mahmud Badaruddin I atau Sultan Mahmud Badaruddin Jaya Wikramo mulai tahun 1738 sampai 1748.
Ukuran bangunan mesjid waktu pertama dibangun semula seluas 1080 meter persegi dengan daya tampung 1200 jemaah.Perluasan pertama dilakukan dengan wakaf Sayid Umar bin Muhammad Assegaf Altoha dan Sayid Achmad bin Syech Sahab yang dilaksanakan pada tahun 1897 dibawah pimpinan Pangeran Nataagama Karta mangala Mustafa Ibnu Raden Kamaluddin.
Perluasan kedua kali pada tahun 1930. tahun 1952 dilakukan lagi perluasan oleh Yayasan Mesjid Agung yang pada tahun 1966-1969 membangun tambahan lantai kedua sehingga lus mesjid sampai sekarang 5520 meter persegi dengan daya tampung 7.750.Rujukan
Sungai Musi
Sungai Musi terletak ditengah kota Palembang dan hal ini menarik para wisatawan, disuatu tempat didekat sungai tersebut terdapat rumah rakit. Dan kita juga bisa melihat aktivitas dari para nelayan menggali produksi sungai tersebut.
Menyaksikan matahari terbenam dari Ampera Jembatan adalah suatu hal yang sungguh menyenangkan selagi menyaksikan matahari terbenam kita dapat melihat seluruh permukaan kota.
Sungai Musi juga sering dijadikan arena festival air, seperti perlombaan perahu (bidar), kontes menghias perahu, perlombaan berenang menyeberangi sungai dan lain – lain.Rujukan
Senin, Juni 07, 2010
Pariwisata Sumatera Selatan
Sabtu, Maret 06, 2010
Perkebunan Sumatera Selatan
Potensi perkebunan andalannya adalah karet, kelapa, kopi, lada, cengkeh, coklat, kapuk, tembakau, kemiri, tebu, kayu manis dan kelapa sawit yang banyak terdapat di daerah Kabupaten Muara Enim, Musi Banyuasin, Ogan Komering Ilir, Ogan Komering Ulu, Lahat, dan Musi Rawas. Data Proyeksi Luas Areal Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan No Jenis Komoditi Luas Areal (Ha) 2009 2010 2011 2012 2013 1 Karet 1,015,771 1,036,087 1,056,809 1,077,945 1,099,504 2 Kelapa Sawit 774,614 821,091 870,356 922,577 977,932 3 Kelapa 59,521 60,414 61,320 62,240 63,174 4 Kopi 276,864 276,864 276,864 276,864 276,864 5 Tebu 30,088 37,609 47,012 56,414 67,697 6 Lada 13,699 13,712 13,726 13,740 13,754 7 Kakao 5,222 5,327 5,433 5,542 5,653 8 Teh 1,500 1,500 1,500 1,500 1,500 9 Kayu Manis 1,708 1,708 1,708 1,708 1,708 10 Lain-lain 9,130 9,130 9,130 9,130 9,130 Total 2,188,117 2,263,442 2,343,858 2,427,660 2,516,914 * Angka Estimasi Data Proyeksi Produksi Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan No Jenis Komoditi Produksi (Ton) 2009 2010 2011 2012 2013 1 Karet 881.989 928,476 974,935 1.024,733 1.040,922 2 Kelapa Sawit 1,891,839 1,929,676 1,968,269 2,007,635 2,047,787 3 Kelapa 76,725 78,260 79,825 81,422 83,050 4 Kopi 156,426 157,514 160,665 163,878 167,156 5 Tebu 59,475 74,344 92,930 111,516 133,819 6 Lada 3,356 4,195 5,243 6,292 7,551 7 Kakao 1,095 1,369 1,712 2,054 2,465 8 Teh 9,546 9,689 9,835 9,982 10,132 9 Kayu Manis 1,102 1,377 1,721 2,066 2,479 10 Lain-lain 34,356 35,043 35,744 36,458 37,188 Total 3,236,224 3,327,944 3,425,879 3,526,035 3,632,548 * Angka Estimasi
Perkebunan rakyat selama tahun 2005, kelapa sawit, karet dan kopi merupakan komoditas yang berproduksi secara signifikan dibandingkan komoditas perkebunan lainnya. Produksi kelapa sawit ini mencapai 207.505 ton. Sementara karet dan kopi memiliki produksi sebesar 603.154 ton dan 132.163 ton.
Dalam tahun 2005, jumlah perkebunan besar di Provinsi Sumatera Selatan mengalami peningkatan dari tahun 2004. Total jumlah perkebunan tahun 2004 adalah 115 perusahaan, sedangkan tahun 2005 menjadi 171 perusahaan. Diantara perusahaanperusahaan perkebunan tersebut, 132 diantaranya adalah perkebunan kelapa sawit, 34 perkebunan karet, 3 perkebunan kelapa, 1 perkebunan teh dan 1 perkebunan tebu.
Produksi kelapa sawit dan karet cukup mendominasi seluruh produksi. Besarnya produksi dari perkebunan kelapa sawit sebanyak 5.080.363 ton dan karet sebanyak 83.865 ton. Produksi tanaman perkebunan besar lainnya dianggap tidak terlalu signifikan. Daerah Sumatra Selatan sangat potensial untuk pengembangan daerah perkebunan .Rujukan
Bidang Produksi Perkebunan
Pada tahun 2007,luas areal perkebunan di Provinsi Sumatera Selatan tercatat seluas 2.037.565 Ha dan 84,5 % di antaranya diusahakan dalam bentuk Perkebunan Rakyat. Komoditas utama terdiri dari karet 978.122 Ha, kelapa sawit 682.730 ha, kopi 276.864. ha dan kelapa 58.354 Ha, serta aneka komoditi perkebunan lainnya seperti lada, tebu, teh, kayu manis, kemiri, cengkeh, nilam, gambir. Produksi perkebunan tahun 2007 mencapai 2.731.141. ton terdiri dari karet 722.372 ton, kelapa sawit 1.719.416. ton (CPO dan Inti Sawit), kopi 150.781. ton, kelapa 72.780. ton, dan komoditi lainnya 65.792. ton.
Berdasarkan data pada tahun 2005 kontribusi sub sektor perkebunan sebesar 45,02 % terhadap PDRB sektor pertanian, kelautan dan perikanan serta kehutanan atau 11,60 % dari PDRB Sumatera Selatan.
Data ekspor komoditi perkebunan tahun 2007 menunjukan bahwa volume ekspor mencapai 1.251.383,82 ton dengan nilai US$ 1.695.664, 520, Peranan ekspor komoditi perkebunan terhadap ekspor non migas di Sumatera Selatan sebagai penghasil devisa dari ekspor tersebut masih di dominasi oleh karet 49,06 %, kelapa sawit 50,35 % dan kopi 0,58 %.
Masalah yang dihadapi dalam pembangunan perkebunan adalah masih rendahnya tingkat produktivitas dan mutu hasil, Hal ini disebabkan karena belum maksimalnya pengelolaan usaha tani perkebunan dalam penerapan teknologi maju terutama penggunaan benih unggul yang bermutu, pupuk, pengendalian hama, penyakit dan gulma, serta penanganan panen dan pasca panen. Di samping masih rendahnya tingkat kemampuan SDM dan lemahnya kelembagaan petani yang ada, lemahnya posisi rebut tawar (bargaining position), sehingga petani pekebun belum dapat menikmati nilai tambah yang memadai baik dari kegiatan produksi atau “on farm” maupun kegiatan pasca produksi atau “off farm”.
Pembangunan perkebunan kedepan lebih ditekankan kepada upaya peningkatan produktivitas dan mutu hasil pada areal perkebunan yang ada, pengembangan agribisnis dan agroindustri akan lebih didorong kearah ekspor dalam bentuk hasil olahan (down strime).
Untuk lebih efektif dan efisien, pembinaan dan pengawasan dilakukan dengan pendekatan Kawasan Industri Masyarakat Perekebunan (KIMBUN) atau Corporate Farming ataupun Kawasan Utama Produksi Perkebunan (KUPP) pada sentra-sentra produksi / pengembangan yang berbasis pada agribisnis secara utuh dan berazaskan kebersamaan ekonomi antar pelaku agribisnis agar usaha perkebunan dapat efisien dan berkelanjutan dalam KIMBUN dapat dipadukan antara kegiatan “on farm” dan “off farm” dan adanya kawasan-kawasan KIMBUN/KUPP tersebut diharapkan akan dapat meningkatkan efisiensi dan daya saing produksi hasil perkebunan di Sumatera Selatan.